Monday

TUNANG JANJI

Kusedari dari dulu,
Menyintaimu sebuah pengorbanan
merindukanmu
sebuah perjuangan
dan melupakanmu
Itu kemustahilan.


Dari itulah aku tak lagi meragukan untuk memilihmu!
Tak akan lagi ku tanyakan tentang kesetiaanmu!
Kutunangi cinta padamu dengan janjiku
Kan tetap kusayangi dikau sampai akhir hayatku.
biarkan saja pintu hati ini tetap terbuka untukmu,

Hingga akhir waktu menutup buku
Untuk cinta,
Untuk kasih
dan biarkan tuhan yang akan memperhitungkan cintaku
ku telah bisa merelakan semua apa yang jadi keputusanmu,
bila memang itu bahagiamu

Tiap waktu

disaat terik dan hujan saja

aku yang akan mengkhuatirkanmu!

adakah atap yang teduh untukmu?

di saat perjalananmu

aku yang akan mengkhuatirkanmu!

adakah selamat sampai tempat dituju
berbahagialah... sayang

sebelum aku bahagia!
itu pangkal dari tujuan hidupku
biar ku sempurnakan
mimpiku bersama janji yang kutunangkan untukmu

kerana janjiku

tetap selamanya

cintaku

ku abadikan untukmu

sampai hujung nyawaku.

segala pengorbananku

itu petanda yang seharusnya kau tahu

bertapa dalamnya cinta ini padamu.

pabila diri ini menjadi kaku nanti

di saat itu akan tiada lagi aku

yang saban hari tanpa jemu

merinduimu

menanyakan mu

merisaukan tentangmu

merintih sedih keranamu

mengharapkan mu

agar ada

walau sedikit saja

rasa cinta padaku

kerana aku benar-benar

sayang amat pada dirimu.

Sepi merasuki tubuhku
Yang sedang lemah di landa rindu
Akan hadirnya dirimu
Yang terngiang di fikiranku
Tak bisa ku lupakan walau untuk sejenak...
Hasrat ingin bertemu mengalir di nadiku
Menyumbat aliran darah dalam tubuh ini
Hingga ku tak bisa berfikir lain
Selain dirimu . . .

Ku titipkan salam rinduku pada angin malam ini
Ku terima salam balik dari dingin yang ku rasa
Ku hirup udara malam bercampur bumbu kerinduan
Hanya barisan puisi mewakili, setiap rinduku padamu seorang